Spread the love

Loading

klikbangsa.com Kabupaten Toba –  Di tengah kesunyian Lumban Habinsaran, Desa Sigaol Timur, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba, dua kisah penuh duka namun sarat harapan hadir menggugah hati siapa pun yang mendengarnya. Dua keluarga kurang mampu di daerah ini tengah berjuang melawan penyakit yang tidak hanya menggerogoti tubuh, tetapi juga menekan harapan hidup mereka.

Kamis siang yang tenang berubah menjadi momen penuh haru saat Wakil Bupati Toba, Audi Murphy O. Sitorus, bersama sejumlah Kepala Dinas, menyambangi kediaman mereka. Kunjungan ini bukan hanya sebagai bentuk perhatian pemerintah, tapi juga wujud nyata solidaritas dan empati seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Toba.

Junior, Kepala Keluarga yang Kehilangan Penglihatan dan Penghasilan

Kunjungan pertama dilakukan ke rumah Junior Hasudungan Hasibuan, seorang pria 39 tahun yang telah empat tahun terakhir terbaring lemah akibat kanker di batok kepala yang dideritanya. Penyakit itu merenggut penglihatannya, juga mengikis kemampuannya mencari nafkah.

Dalam rumah sederhana yang dipenuhi keheningan, Junior hanya bisa menggenggam tangan istrinya, satu-satunya penopang keluarga yang bekerja sebagai buruh tenun demi menghidupi mereka dan dua anak kecil yang masih membutuhkan banyak hal dalam hidupnya.

“Kami datang bukan hanya membawa doa, tetapi juga bantuan yang dikumpulkan dari para ASN secara sukarela. Semoga ini bisa sedikit meringankan beban Bapak sekeluarga,” ucap Wakil Bupati Audi, sambil menyerahkan bantuan sosial yang diserahkan dengan hati tulus.

Bantuan itu bukan berasal dari anggaran negara, melainkan dari tangan-tangan ASN yang menyisihkan rezekinya sebagai bentuk empati. Sebuah gerakan kecil, namun penuh makna.

HB, Anak 11 Tahun yang Menantang Takdir Tanpa Alat Kelamin

Perjalanan dilanjutkan ke rumah lain yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari kediaman Junior. Di sana, kisah pilu lainnya menanti. Seorang anak berusia 11 tahun, yang kami inisialkan HB, terbaring lemah setelah menjalani operasi. Ia menderita kondisi langka—terlahir tanpa alat kelamin.

Didampingi sang ibu, HB menahan sakit pascaoperasi sambil menanti keberangkatan ke Medan untuk pengobatan lanjutan. Meski biaya operasi ditanggung oleh BPJS, kebutuhan lain seperti ongkos transportasi dan makan selama perawatan tentu menjadi beban berat bagi keluarga ini.

“Percayalah Bu, anak Ibu akan sehat. Masa depannya akan jauh lebih baik dari yang kita pikirkan saat ini,” ujar Wakil Bupati, menatap sang ibu yang mulai terisak haru.

Dengan air mata yang jatuh tak terbendung, sang ibu hanya bisa memeluk tangan pejabat itu dan mengucap lirih, “Terima kasih, Pak… Semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak dan semua yang membantu kami.”

Solidaritas yang Tidak Mengenal Jabatan

Kunjungan ini bukanlah yang pertama. Pemkab Toba di bawah kepemimpinan yang humanis telah menggerakkan hati ASN untuk terus menjadi tangan yang membantu. Aksi solidaritas ini menjadi napas harapan bagi warga yang terpinggirkan oleh keadaan.

Lebih dari sekadar kunjungan, hari itu adalah tentang kepedulian, tentang menjadi manusia bagi sesama, dan tentang mengingatkan kita semua bahwa di balik segala jabatan dan kesibukan, hati yang peduli adalah yang paling dibutuhkan oleh rakyat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *